Dikecam Biden, Israel Minta Maaf (Terkait Pembangunan Rumah di Jerusalem Timur)

3/12/10

Lambang Anti Israel
RAMALLAH - Lawatan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joseph "Joe" Biden ke Timur Tengah berlanjut ke Palestina. Kemarin (10/3), politikus 67 tahun itu menemui Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri (PM) Salam Fayyad di Kota Ramallah, Tepi Barat.


Dalam pertemuan itu, Biden menyampaikan dukungan penuh Washington terhadap pemerintahan Abbas. Bahkan, dia juga mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama mengapresiasi penuh rencana Palestina mendirikan negara independen di sisi Israel. "Rakyat Palestina berhak mewujudkan itu (negara yang merdeka)," tandasnya seperti dilansir Associated Press.

Sebelumnya, tokoh senior Partai Demokrat itu juga mengecam rencana Israel membangun sekitar 1.600 rumah baru bagi warga Yahudi di Ramat Shlomo, Jerusalem Timur. Dia menyebut rencana yang dirilis Senin lalu (8/3) itu sebagai penghambat perdamaian Timur Tengah.

Padahal, AS berharap bisa memulai kembali perundingan damai Israel-Palestina dalam hitungan pekan. Itu juga yang menjadi agenda utama Biden dalam kunjungan resminya kali ini. Palestina juga telah tegas menyebut penghentian proyek perumahan sebagai syarat negosiasi perdamaian.

"Saya imbau kedua belah pihak bisa saling menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang berpotensi memunculkan konflik," paparnya dalam jumpa pers bersama Abbas.

Selasa malam lalu (9/3), kecaman Biden atas proyek Ramat Shlomo di wilayah sengketa Israel-Palestina itu disampaikan dalam jamuan makan malam dengan PM Benjamin Netanyahu. "Cetak biru Ramat Shlomo menodai kepercayaan yang selama ini kita bangun dan sangat kita butuhkan saat ini," tegas mantan senator Delaware tersebut di hadapan Netanyahu dan para pejabat tinggi Israel lainnya. Kecaman serupa juga pernah dilontarkan Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Gara-gara kebijakan kontroversial Israel yang dilansir hanya sehari sebelum kedatangannya itu, Biden sempat membalas dengan melakukan "protes" tak resmi. Biden sengaja datang terlambat sampai 90 menit ke jamuan makan malam Selasa lalu itu.

Tel Aviv pun menyadari sikap mereka telah menyinggung Biden. Karena itu, kemarin (9/3) mereka resmi meminta maaf. "Seharusnya semua ini tidak terjadi saat kunjungan Wapres AS. Ini benar-benar aib dan sekarang kami harus minta maaf atas kesalahan serius ini," kata Menteri Kesejahteraan Isaac Herzog kepada Army Radio.

Tapi, tak berarti Israel bakal berubah sikap. Netanyahu menyatakan, rencana pembangunan properti di Jerusalem Timur tersebut merupakan agenda politik dalam negeri. Menurut politikus yang akrab disapa Bibi itu, Ramat Shlomo merupakan langkah prosedural yang tidak ada kaitannya dengan kunjungan Biden. Apalagi sejak 1967, Israel mengklaim Jerusalem Timur sebagai wilayahnya. (hep/ttg)

(Sumber:~www.jawapos.co.id~)